‎Mobil Siaga Desa Kembang Kuning Terbengkalai, Anggaran Perawatan Dipertanyakan!

Klapanunggal, Bogor  // mediasuaraindonesia.id /  Ironi kembali terjadi di Kabupaten Bogor. Sebuah mobil siaga desa yang seharusnya menjadi sarana vital bagi masyarakat, kini justru dibiarkan terbengkalai di halaman Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal. Kondisi mobil dengan pelat merah F 1521 F itu tampak memprihatinkan, berdebu, kusam, dan jelas tidak digunakan sebagaimana mestinya.

‎Foto yang dikirimkan oleh salah seorang warga memperlihatkan dengan jelas kondisi mobil siaga tersebut yang terparkir begitu saja di halaman kantor desa. Mobil yang seharusnya menjadi simbol kehadiran negara di tengah masyarakat itu, kini justru menjadi pemandangan ironis: terbengkalai tanpa kepastian fungsi.

‎Mobil siaga desa sejatinya hadir untuk membantu kebutuhan warga, mulai dari transportasi darurat medis, keperluan sosial, hingga mendukung kinerja pemerintahan desa. Namun di Kembang Kuning, peran penting itu hilang tak berbekas.

‎“Harusnya mobil ini bisa dipakai untuk mengantar warga sakit atau kebutuhan mendesak lainnya, tapi malah dibiarkan mangkrak. Sayang sekali, padahal ada anggaran untuk perawatannya,” keluh salah seorang warga saat ditemui di sekitar kantor desa.

‎Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar: ke mana perginya anggaran perawatan kendaraan yang sudah disediakan setiap tahunnya? Apakah benar digunakan sesuai aturan, atau hanya menjadi angka di atas kertas?

‎Pengamat kebijakan publik menilai kasus ini tidak bisa dianggap sepele. “Mobil siaga adalah wujud pelayanan pemerintah desa. Jika dibiarkan rusak, berarti ada kegagalan dalam pengelolaan aset publik. Lebih parah lagi jika ada dugaan pembiaran demi kepentingan tertentu,” tegasnya.

‎Publik kini menuntut Kepala Desa Kembang Kuning beserta perangkatnya untuk memberikan penjelasan terbuka. Transparansi dinilai menjadi harga mati agar kepercayaan masyarakat tidak semakin terkikis.

‎Fenomena mobil siaga terbengkalai ini menjadi tamparan keras bagi pengelolaan dana desa. Di tengah gencarnya pemerintah pusat mengucurkan anggaran miliaran rupiah untuk kesejahteraan rakyat, ironi justru hadir di depan mata: sebuah mobil siaga dibiarkan teronggok tak berguna, sementara warga masih harus berjuang sendiri mencari transportasi darurat.

‎Apakah ini sekadar kelalaian, atau ada indikasi penyalahgunaan anggaran yang lebih besar? Publik berhak tahu jawabannya.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup